KERANGKA KARANGAN
KERANGKA KARANGAN
Topik : Budidaya Tanaman Tomat
Judul
: Budidaya Tanman Tomat
Organik
Tujuan :
Agar Petani Bisa Dan Tebiasa Dalam Membudidayakan Tanaman Tomat Dengan Organik
I.
PENDAHULUAN
A. Sejarah dan
Perkembangan Tanaman Tomat
B. Kandungan Gizi dan komposisi Buah Tomat
II.
MENGENAL TANAMAN TOMAT
A. Taksonomi
B. Morfologi
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Bunga
5. Buah
6. Biji
C. varietas dan jenis tomat
III.
TEKNIK PEMBUDIDAYAAN
A. Sayarat Tumbuh
1. Jenis tanah
2. pH tanah
3. intensitas cahaya
4. curah hujan
5. suhu dan kelembapan
B. Pembibitan
1. Penyediaan Bibit
2. Persemaian di polybag
3. Perawatan bibit
C. Pengolahan lahan
1. Pembersihan lahan
2. Pencangkulan dan pembajakan
3. Pembuatan bedengan
4. Pemasangan mulsa
D. Penanaman
1. Pemilihan bibit
2. Penanaman
E. Pemupukan dan perawatan
1. Pemasangan ajir
2. Pemupukan
3. Penyiraman/pengairan
4. Penyulaman
5. Penggemburan tanah
6. Pemangkasan
IV.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
A. Hama
1. Jenis-jenis hama dan pengendaliannya
B. Penyakit
1. Jenis-jenis Penyakit dan pengendaliannya
V.
PANEN
DAN PASCA PANEN
A. Panen
1. Waktu panen
2. Tata cara Panen
B. Pasca Panen
1. Penyimpana Buah
2. Tujuan Pemasaran
VI.
PEMANFAATAN BUAH TOMAT
A. Aneka Olahan Tomat Untuk Kesehatan
1. Pemenuhan Vitamin tubuh
2. Pengobatan influenza
3. Pengobatan gusi berdarah
4. Pengobatan diabetes
5. Pengobatan kulit bengkak akibat keracunan
6. Obat jerawat dan komedo
7. Pengobatan bisul
8. Pembersihan hati dan pencegahan usus buntu
9. Pengobatan keseleo
B. Aneka Olahan Tomat Untuk Masakan
1. Penambahan cita rasa
2. Sebagai penghias atau pelengkapan penyajian
3. Sebagai lalapan
VII.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
I. PENDAHULUAN
Tomat banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia
dan dunia. Konsumsi buah tomat meningkat terus seiring dengan kebutuhan manusia
pada gizi yang seimbang. Namun, hingga sekarang petani tomat di Indonesia masih
kerepotan untuk memenuhi permintaan tomat segar dan olahan. Kandungan vitamin
yang cukup lengkap dalam buah tomat dipercaya dapat menyebuhkan berbagai
penyakit. Mengonsumsi buah tomat secara teratur bahkan dapat dipercaya mencegah
kanker, terutama kanker posfat.
Permintaan pasar terhadap komoditas tomat
dari tahun ke tahun semakin meningkat. Luas areal budidaya tomat di Indonesia
juga semakin bertambah. Sentra penanaman tomat pun semakin bermunculan. Namun,
hingga sekarang banyak didalam dunia pertanian tidak terlepas dengan penggunaan
bahan kimia, baik untuk pemupukan, perangsang pertumbuhan, serta pengendalian
Hama, penyakit dan gulma. Namun, apakah sudah memikirkan akibat dari pemakain
bahan kimia tersebut ? bahan kimia tersebut pada umumnya adalah bahan beracun
sehingga dapat meracuni tanah, tanaman, uadra, air dan lingkungan hidup
lainnya. Karena meracuni lingkungan hidup maka kesehatan manusia pu aka
terpengaruh. Misalnya, timbulnya ganguan paru-paru, jantung, ginjal, hati,
darah, alat vital, serta timbulnya pentakit kanker.
Maka solusi yang terbaik adalah menanam
dengan sistem pertanian organik. Sistem pertanian organik merupakan teknik yang
tidak menggunakan bahan kimia, tetapi memakai bahan-bahan organik. Dengan
pemakaian bahan organik, akan dapat mengurangi ketergantungan bahan dari luar
karena bahan organik umumnya terdapat dilingkungan sekitar pertanian. Selain
itu lingkungan di pertanian organik lebih bersih dan lebih sehat.
A. Sejarah dan Perkembangan Tanaman Tomat
Tomat merupakan tanaman yang berasal dari
Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar
keseluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropis. Pada tahun 700 SM,
tomat mulai dibudidayakan suku Inca dan Aztec. Bahkan dari mereka pula, kata
tomat berasal, yakni Xitomate atau xitotomate.
Selanjutnya, tomat mulai di kenal bangsa
Eropa sejak Crhistoper Colombus pulang berlayar dari Amerika, tepatnya ketika
Colombus tiba di pantai San Salvaldor pada 12 Oktober 1492. Selanjutnya, tomat
mulai menyebar di daratan Eropa pada abad ke-15. Untuk pertamakalinya, tomat
mulai ditanam di Italia pada tahun 1544 dan di Inggris pada tahun 1597. Setelah
itu tomat menyebar ke Jerman, Perancis, dan negara-negara Eropa lainnya. Tomat
mulai dikenal di Afrika mulai para pedagan Portugis yang mendrat di Mesir atau
Sudan. Selanjutnya, tomat menyebar hingga
ke Afrika Barat.
Kawasn Asia Tenggara, terutama Malaysia,
sudah mengenal tomat sejak tahun 1650. Setelah, itu, tomat muncul di Filipina
pada abad ke-17. Pada abad yang sama, tomat masuk ke Indonesia melalui bangsa
Portugis. Penyebaran varietas unggul di Indinesia terjadi setelah kedatangan
bangsa Belanda pada awal abad ke-18.
Saat ini sentra produksi utama tomat di
Indonesia sebagian besar di pulau Jawa, terutama Jawa Barat (Bandung, Cianjur, Garut,
Majalengka, dan Sukabumi) dan Jawa Timur. Termasuk juga beberapa daerah lain,
seperti Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan juga Bengkulu.
Namun, demikian berdasarka pusat penanaman, daerah penyebaran tomat di
Indonesia adalah Lembang, Pangalengan, Salatiga, Sukabumi, dan Tanah Karo.
B. Kandungan Gizi dan Komposisi Gizi
Sebagai bahan makanan, selain memiliki rasa
yang unik, yakni manis dan agak asam, tomat juga memiliki kandungan komposisi
gizi yang tergolong lengkap. Kandungan vitaminnya, terutama A, B, dan C,
relatif tinggi, demikian juga kandungan mineralnya.
Vitamin-vitamin tersebut sangat diperlukan
tubuh untuk pertumbuhan dan kesehatan. Vitamin A dapaat mencegah dan mengatasi Xeroptamia pada mata dan penyembuhan
penyakit buta malam. Vitamin B untuk mencegah dan mengobati beri-beri, radang
saraf, dermatitis, lemah otot, dan penyakit lain yang timbul akibat kekurangan
vitamin B. Selanjutnya vitamin C untuk mencegah sariawan, memelihara kehatan
gigi dan gusi, serta melindungi dari penyakit lain yang disebabkan oleh vitamin
C.
Sementara itu, kandungan mineralnya, seperti
besi (Fe) berguna untuk pembentukan sel darah merah. Mineral lainnya berupa
kalsium (ca) bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi.
Kandungan dan komposisi gizi buah tomat tiap
100 gr bahan makanan dapat dilihat pada tabel berikut.
Kandungan Gizi
|
Macam Tomat
|
||
Sari buah
|
Buah muda
|
Buah masak
|
|
Kalori (kal)
|
15,00
|
23,00
|
20,00
|
Protein (g)
|
1,00
|
2,00
|
1,00
|
Lemak (g)
|
0,20
|
0,70
|
0,30
|
Karbohidart (g)
|
3,50
|
2,30
|
4,20
|
Vitamin A (S.I)
|
600,00
|
320,00
|
1.500,00
|
Vitamin B (mg)
|
0,50
|
0,07
|
0,60
|
Vitamin C (mg)
|
10,00
|
30,00
|
40,00
|
Kalsium (mg)
|
7,00
|
5,00
|
5,00
|
Fosfor (mg)
|
15,00
|
27,00
|
26,00
|
Zat besi (mg)
|
0.40
|
0,50
|
0,50
|
Air (g)
|
94,00
|
93,00
|
94,00
|
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI, dalam bambang, 1998
II. MENGENAL TANAMAN
TOMAT
Tomat merupakan salah satu jenis tanaman
hortikultura. Ciri-ciri tanman hortikultura dipanen dan dimanfaatkan dalam
keadaan hidup, produknya bersifat mudah rusak, serta komponen utama dalam mutu
ditentukan oleh kandungan air, bukan oleh kandungan kering. Selain itu,
bersifat melimpah dan kualitas pruduk sangat penting bagi konsumen.
Jenis tanaman hortikultura bukanlah sumber
karbohidrat, melainkan sumber vitamin, mineral, dan zat-zat yang diperlukan
tubuh.karena itu, perlakuan pasca panen sangat penting guna menjaga agar produk
bisa bertahan lebih lama. Disisi lain, penmbudidayaannya harus lebih intensif
dan batasannya dipengaruhi oleh budidaya yang dikembangkan masyarakat.
Karena itu, berdasarkan budidayanya, tomat
dibedakan menjadi dua, yakni tomat yang
tidak dibudidayakan (tomat liar)
dan tomat yang dibudidayakan. Disebut tomat liar karena jenis ini sulit
di silangkan dengan tomat komersial. Biasanya, tomat ini berwarna hijau dan
atau berwarna semburat meraah kuning.
Sementara itu, tomat yang dibudidayakan
sering disebut esculentum yang
berarti pula mudah disilangkan dengan jenis tpmat kersial.
A. Taksonomi
Menurut ilmu tumbuh-tumbuhan (botani), tomay
diklasifikasikan kedalam golongan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatiphyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (tumbuhan tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Tubiflorae (solanales)
Famili : Solanaceae (berbunga seperti
terompet)
Genus : Lycopersicum (Lycipersicon)
Spesies : Lycopersicum esculentum Mill./syn;
Solanum licopersicum L.
B. Morfologi
Morfologi atau penampilan fisik tanaman tomat bisa
dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Akar
Tomat memiliki akar tunggang yang bisa tumbuh menembus
tanah, sekaligus akar serabut yang bisa menyebar kesegala arah,sayangnya
kemampuannya menembus tanah terbatas, pada kedalaman 30-70 cm. Sesuai
perakarannya, tomat bisa tumbuh dengan baik ditanah yang gembur dan mengikat
air.
b. Batang
Batang berwarana hijau dengan bentuk persegi empat hingga
bulat. Sewaktu masih muda batangnya memiliki tekstur yang lunak, tapi setelah
tua berubah menjadi keras. Tinggi batang tomat bisa mencapai 2-3 meter.
Permukaaan batangnnya ditumbuhi bulu halus. Diantara buli tersebut terdapat
rambut kelenjar yang mampu mengeluarkan bau khas.
c. Daun
Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm. Tepi
daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip. Diantara daun-daun yang
bersisrip besar terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus). Umumnya, daun tomat tumbuh
di dekat ujung dahan atau cababg,dan berbulu.
d. Bunga
Bunga tanman tomat memiliki bentuk variasi, yaitu bulat
lonjong, bulat halus dan bulat pipih, atau bulat oval. Sewaktu masih mudah
buahnya berwarna hijau muda sampai hijau tua. Sementara itu, buah yang sudah
tua berwarna merah cerah atau gelap, merah kekuning-kuningan, atau merah hitam.
Ukuran buah tergantung varietasnya, diameter buah bisa mencapai 15 cm dan berat
buah buah tomat juga bervariasi mulai 8 gram sampai 180 gram.
e. Biji
Biji tomat berbentuk pipih, berbulu, dan berwarna putih,
putih kekuningan atau coklat muda. Panjangnnya 3-5 mm dan lebar 2-4 mm. Biji
saling melekat, diselimuti daging buah, dan tersusun berkelompok dengan
dibatasi daging buah. Jumlah biji disetiap buahnya bervariasi, terganting pada
varietas dan lingkungannya, maximum 200 biji per buah. Umumnya, biji digunakan
untuk bahan perbanyakan tanaman.
C. Varietas dan jenis buah tomat
Varietas unggul baru bisa berupa varietas baru hasil
pemuliaan, varietas lokal, ataupun varietas hasil introduksi. Umumnya, suatu
varietas baru dikatakan unggul karena mempunyai sifat-sifat, daya hasil tinggi,
tahan terhadap organisme pengganggu tumbuhan utama, toleran terhadap lingkunag
tertentu, berumur pendek (genjah), mempunyai bentuk tanman yang ideal, dan
berkualitas baik.
III. PEMBUDIDAYAAN TANMAN TOMAT ORGANIK
A. Syarat Tumbuh
1. Jenis tanah
Tomat bisa ditanam pada semua jenis tanah, seperti
andosol, regosol, latosol, ultisol, dan grumosol. Namu demikian, tanah yang
paling ideal dari jenis lempung berpasir yang subur, gembur, memiliki kandungan
bahan organik yang tinggi, serta mudah mengikat air (porous).
Jenis tanah berkaitan dengan peredaran dan ketersediaan
oksigen didal tanah. Ketersediaan oksigen penting bagi pernafasan akar yang
memang rentan terhadap kekurangan oksigen. Kadar oksigen yang mencukupi
disekitar akar bisa meningkatkan produksi buah. Oksigen disekitar akar juga
bisa meningkatkan penyerapan unsur hara fosfat, kalium, dan besi.
2. pH Tanah
Derajat keasaman (pH) tanah yang ideal untuk pertumbuhan
tomat adalah 7 atau netral. pH tanah mempengaruhi pertumbuhan tanman, kondisi
pH juga mempengaruhi kegiatan organisme tanah yang berperan dalam penguraian
bahan organik dan ketersediaan zat-zat hara didalam tanah. Karena itu, pH tanah
yang terlalu asam akan menghambat penyerapan unsur hara oleh tanaman dan akan
menguntungkan pertumbuhan jamur, seprti Rhizoctonia
sp. Dan phytium sp.
3. Intensitas Cahaya
Tanaman tomat memerlukan cahaya matahari yang cukup,
minimum 10-12 jam per hari. Intensitas cahaya yang diperlukan tergantung pada
fase atau tingkat pertumbuhan tanaman. Pada fase perkecambahan, tomat
memerlukan intensitas cahaya matahari yang lemah, sehingga pada fase ini
tanaman memerlukan naungan. Pada fase pertumbuhan awal di lahan budidaya,
tanaman ini juga memerlukan intensitas
cahaya matahari yang lemah. Sebaliknya, pada fase pertumbuhan dewasa, tomat
membutuhkan intensitas cahaya matahari yang kuat.
Cahaya matahari digunakan tanaman untuk melakukan
fotosintetis, pembentukan bunga, pembentukan buah, dan pemasakan buah. Selain
itu, cahaya matahari sangat penting dalam pembentukan vitamin C dan karoten
dalam buah tomat. Intensitas cahaya yang tinggi akan menghasilkan vitamin C dan
karoten yang lebih tinggi.
Sebaliknya kekurangan cahaya metahari bisa menyebabkan
tanaman terserang penyakit, baik parasit maupun nonparasit. Karena itu, tomat
dapat tumbuh baik pada musi kemarau, aslkan mendapatkan pengairan yang cukup.
Sebaliknya pertumbuhan tanaman kurang baik, karena kelembapan dan suhu yang
tinggi akan memicu serangan penyakit.
Penyerapan unsur hara juga mempengaruhi cahaya matahari.
Penyerapan unsur hara yang maksimal bisa di capai dengan pencahayaan yang
berlangsung selama 12-14 jam perhari atau dengan intensitas cahaya 0,25mj/m2
per jam.
4. Curah Hujan
Status air pada tanaman tergantung pada kombinasi
beberapa faktor, seperti tanah, atmosfer, dan tanaman itu sendiri. Jumlah air
yang diserap tanaman tidak hanya dipengaruhi kadar air dalam tanah, tetapi juga
sistem perakaran, seperti jarak tanam, dan aktivitas akar. Sementara itu,
kehilangan air dari tanaman dipengaruhi kelembapan relatif udara, luas daun,
aktivitas stomata, dan kemampuan tanaman menyerap air dari tanah.
Curah hujan yang baik bagi pertumbuhan tomat adalah
750-1.250 mm per tahun. Tanaman di daerah yang memiliki curah hujan lebih besar
dari angka tersebut, perlu penanganan khusus, misalnya pembuatan sarana
irigasi. Pasalnya, curah hujan yang demikian akan memicu tumbuhnya penyakit,
seperti layu fusarium dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui tanah.
Oleh karena itu, kebutuhan air tanaman tomat di sesuaikan
dengan kondisi tanah. Jika tanah telihat cukup lembab, tanaman cukup disiram
satu hari sekali dengan air secukupnya. Penyiraman intensif diperlukan ketika
kondisi tanah sangat kering dan kelembapan tanah sangat rendah.
5. Suhu dan Kelembapan Udara
Keadaan suhu udara sangat menentukan pertumbuhan tanaman
tomat, mulai dari perkecambahan hingga menghasilkan buah. Suhu yang paling
ideal untuk perkecambahan benih tomat berkisar 25-30o C. Sementara
itu, pertumbuhan tomat pada fase selanjutnya membutuhkan suhu 10-20oC
pada malam hari 18-29o C pada siang hari. Suhu dibawah 4o
C menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, sedangkan pada suhu 0oC
tanaman tomat tidak dapat tumbuh.
Suhu juga mempengaruhi bentuk dan warna buah tomat. Suhu
yang terlalau tinggi pada malam hari menyebabkan tanaman tidak dapat membentuk
bunga sama sekali. Sementara itu, suhu dibawah 10o C menyebabkan
pertumbuhan tepung sari menjadi lemah dan banyak yang mati. Suhu diatas 32o
C menyebabkan warna buah menjadi kuning. Sedangkan suhu yang tidak stabil
menyebabkan warna buah tidak merata. Suhu ideal untuk pembentukan buah yang
merata berkisar 24-28oC. Disisi lain, suhu yang terlalu tinggi pada
siang hari bisa menyebabkan buah rusak karena sangat tersengat matahari.
Sementara itu, kelembapan udara relatif yang diperlukan untuk pertumbuhan tomat
adalah 80%. Suhu udara yang tinggi dengan diikuti kelembapan relatif yang
tinggi bisa menyebabkan berkembangnya penyakit daun, menghasilkan pertumbuhan
vegetatif yang berlebihan, dan mutu produksi buah yang rendah. Selain itu,
kelembapan relatif yang rendah bisa mengganggu pembentuksn buah.
Pada tanaman yang masih muda, kelembapan udara yang
tinggi, yakni 95%, sangat baik untuk merangsang pertumbuhan, sebab stomatanya
membuka lebih banyak, sehingga asimilasi CO2 menjadi lebih baik.
Namun demikian, kelembapan udara yang
tinggi bisa merangsang pertumbuhan mikroorganisme penggangu seperti jamur dan
bakteri.
B. Pembibitan
Kegiatan ini bertujuan mendapatkan bibit bermutu,
sehingga budidya tomat yang dilakukan bisa memperoleh hasil yang terbaik.
Tahapan-tahapan pembibitan sebagai berikut.
1.
Penyediaan bibit
Penyediaan bibit bertujuan untuk mendapatkan benih tomat
bermutu dari varietas unggul sesuai dengan kebutuhan dan waktu tanam. Selain
itu, untuk menjamin diperolehnya benih yang sehat, mempunyai day adaptasi
yang baik, bebas hama penyakit, serta
mampu tumbuh baik dan berproduksi optimal.
Umumnya, tanaman tomat diperbanyak secara generatif menggunakan biji. Agar menjadi benih yang
berkualitas, persyaratan yang dipenuhi biji sebagai berikut.
a. Harus bebas dari hama dan penyakit.
b. Harus murni dan bebas dari kotoran, tidak tercampur
dengan benda-benda asing seperti pasir, biji-biji lain, atau benda lainnya.
c. Memiliki daya tumbuhyang baik dengan daya kecambah diatas
85%.
d. Fisiknya utuh, tidak cacat, tidak keriput atau luka. Untuk
mengetahui biji keriput atau tidak cukup dengan merendamnya dalm air, pilih
biji yang tenggelam untuk dijadikan benih.
Benih
atau biji tomat berkualitas dapat diperoleh melalui cara sebagai berikut :
a. Petik buah yang matang dan utuh dari pohon tomat yang
memiliki pertumbuhan baik dan produksinya tinggi,
b. Belah tomat menjadi tiga atau empat bagian lalu pisahkan
biji tomat dari daging buah dan letakkan biji tomat dalam suatu wadah,
c. Rendam biji tomat tersebut dengan air selama 1 malam,
d. Setelah 1 malam biji yang tenggelam di ambil dan
dijadikan sebagi benih,
e. Setelah itu campur biji tomat tersebut dengan abu dapur
f. Kemudian biji tomat bersihkan menggunakan abu dapur
hingga lendir-lendir yang menempel pada biji tomat hilang
g. Setelah itu cuci hingga bersih biji tomat tersebut dengan
menggunakan air mengalir hingga abu dapur tersebut hilang,
h. Lalu ambil biji-bijinya, kemudian cuci dengan air hingga
bersih. Keringkan hingga kadar airnya tinggal 12%.
i.
Biji-biji tersebut bisa langsung disemai atau
disimpan terlebih dahulu dalam wadah tertutup.
2.
Persemaian di Polibag
Setelah benih bermutu diperoleh, langkah berikutnya
adalah melakukan persemaian benih. Sebelum benih disemaikan, sebaiknya benih
direndam terlebih dahulu kedalam air hangat-hangat kuku, sehingga benih mampu
menghentikan masa istirahatnya (dormansinya). Selain itu, untuk mematikan
mkroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit.
Selain itu, hindari menanam benih langsung dilahan karena
alasan sebagai berikut :
a. Umumnya, benih yang langsung ditanam di lahan akan
memiliki pertumbuhan yang tidak merata. Disisi lain, hasil penyulaman juga
tidak seragam karena adanya selisih waktu tanam. Akhirnya, upaya pemeliharaan
menjadi sulit karena umur tanman tidak seragam.
b. Benih yang disemaikan terlebih dahulu akan memiliki pertumbuhan
yang terjamin, sebab dalam proses penyemaian, benih mendapat perlakuan yang
intensif sejak awal pertumbuhannya hingga dipindahkan untuk ditanam dilahan.
c. Dengan disemaikan terlebih dahulu memudahkan terlebih
dahulu dalam seleksi bibit, sehingga hanya bibit yang tumbuh baik saja yang
ditanam dilahan. Selain itu, benih atau bibit tanaman dapat terlindungi dari
pengaruh cuaca dan lingkungan yang kurang sesuai bagi awal pertumbuhannya.
Persemaian di polibag merupakan upaya yang paling ideal
dalam mendukung budidaya tomat dengan menggunakan sistem mulsa plastik. Cara
persemaian benih di polibag dilakukan sebagai berikut :
ü Siapkan campuran media yang terdidri dari pupuk kandang
dan tanah dengan perbandingan 1 : 3 atau 1 : 4.
ü Siapkan bedengan persemaian dengan lebar 1-1,2 meter dan
panjang 2 meter. Beri jarak 60-70 cm untuk setiap mempermudah perawatan benih,
seperti penyiraman ataupun pencabutan gulma. Biasanya 1 m2 mamapu
ditempati 500 bibit tomat dalam pilibag.
ü Siapkan polibag berukuran 7 × 10 cm.
ü Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam
polibag, lalu benih di tanam dengan kedalaman 0,5 cm ke setiap lubang polibag,
satu polibag satu benih.
ü Setelah itu pasang naungan polibag mengunakan plastik
bening yang tidak bersifat permanen, naungan ini akan mencegah benih dari
kerusakan akibat terpaan air hujan atau sinar matahari yang berlebihan. Namun
demikian, ketika akan melakukan penyiraman, naungaan bisa di buka kembali.
ü Setelah benih mulai tumbuh menjadi tanaman atau sekitar 1
minggu, fungsi naunga bisa di hilangkan secara bertahap. Mula-mila naunga
dibuka pukul 06.00-09.00 pagi. Selanjutnya, naungan dibuka sejak pukul
06.00-12.00 siang hari. Demikian seterusnya hingga naungan tidak diperlukan
lagi.
ü Setelah 2-3 minggu, bibit yang ada siap di seleksi. Bibit
yang dipilih memiliki penampilan fisik yang bagus, seperti pertumbuhan bibit
normal, batang besar, dan sehat. Bibit dengan kondisi tidak normal, seperti
kerdil, atau terkena penyakit, tidak diikutkan untuk ditanam di lahan.
3. Perawatan bibit
Perwatan dan pemeliharaan bibit perlu dilakukan secara
intensif di mulai dari awal pertumbuhannya, seperti penyiraman dan penyiangan
gulma. Penyiraman di lakukan dua kali sehari, yakni pagi dan sore hari. Alat
yang digunakan adalah gembor dengan lubang-lubang halus di mulutnya, sehingga
tidak merusak beih tanaman yang baru tumbuh. Penyiangan gulma bisa dilakukan
sewaktu-waktu dengan melihat ada tidaknya gulma di sekitar tanaman. Penyiangan
bisa dilakukan secara manual atau langsung dicabut tanpa peralatan. Penyiangan
mutlak dilakukan karena gulma bisa mengganggu penyerapan unsur hara oleh bibit.
Setelah 7-10 hari, naungan atau atap persemaian perlu
dibuka, sehingga bibit mendapatkan cahaya matahari yang cukup. Pembukaan atap
dilakukan dua kali dalam sehari. Jika hujan terus-menerus berlangsung, atap
harus selalu di tutup.
C. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan bertujuan memperbaiki struktur tanah,
sehingga tanah menjadi gembur dan aerasi maupun draenasi tanah menjadi lebih
baik. Pengolahan lahan untuk budidaya tomat meliputi pembersihan lahan untuk
budidaya tomat meliputi pembersihan lahan, pencangkulan dan pembajakan, serta
pembuatan bedengan. Pengolahan lahan dilakukan setelah penentuan saat tanam dan
sebelum dilakukannya penanaman bibit.
Untuk mempermudah pengolahan lahan, sekaligus mampu
mendukung pertumbuhan tomat, pilih lokasi lahan yang menyediakan pasokan air selama
musim kemarau, serta memiliki draenasi yang baik, sehingga ketika musim hujan
lahan tidak tergenang air. Genangan air memicu tumbuhnya bakteri dan jamur,
karena kondisi tanahnya cenderung lembab.
1.
Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan bertujuan untuk menghilangkan semua
bahan, atau tumbuhan yang bisa mengganggu penanaman tomat, seperti gulma,
rumput-rumput liar, tanaman-tanaman besar, batuan-batuan, dan batang-bantang
kayu. Pembersihan lahan bisa dilakukan dengan dua cara, yakni denag cara manual
menggunakan tenaga manusia dengan alat bantu cangkul dan dengan secara modren
menggunakan mesin (traktor).
Sisa hasil pembersihan lahan, seperti rumput liar dan
gulma, bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Caranya, benda-benda tersebut
dimasukkan kedalam tanah. Namun demikian, hanya benda-benda yang benar-benar
sehat, tidak terkena penyakit, serta bukan tanaman yang bisa menjadi inang
bakteri atau jamur.
Sementara itu, sisa-sisa pembersihan yang lain, seperti
batu-batuan dan batang-batang kayu, dikeluarkan dari areal penanaman supaya
tidak mengganggu proses penanaman dan tidak mengundang jamur atau rayap.
2. Pencangkulan atau Pembajakan
Lahan yang telah bersih bisa langsung dicangkul atau
dibajak dengan kedalaman 30-40 cm. Kegiatan ini bertujuan agar tanah menjadi
gembur, sehingga akar tanaman mudah menembus tanah guna menyerap unsur-unsur
hara yang ada didalam tanah. Selain itu, memudahkan pertukaran udara dan
mengurangi kemungkinan adanya hama dan penyakit. Karena itu, ketika mencangkul
tanah harus di bolak-balik, sehingga bagian tanah yang didalam akan terkena
cahaya matahari dan bisa mematikan hama maupun penyakit. Setelah di cangkul
ataupun di bajak, tanah didiamkan selam 10 hari, sehingga bibit penyakit yang
ada di dalam tanah mati.
3. Pembuatan Bedengan
Setelah gembur, lahan bisa dibuat bedengan. Idealnya
bedengan memiliki panjang 100-120 cm, lebar 10-15 cm, dan tinggi 20-30 cm (ketika
musim kemarau) atau 40-50 cm (ketika musi hujan). Kemudian jarak antar bedengan
yang juga berfungsi sebagai parit sekitar 50-70 cm, tergantung pad musim.
Ketika penanaman berlangsung pada musim hujan , jarak antar bedengan bisa
dibuat lebih luas lagi guna menghindari penyebaran bibit penyakit. Pada
dasarnya, ukuran-ukuran tersebut bisa disesuiakan dengan kondisi lahan.
Pembuatan bedengan dilakukan dengan cara sebagai berikut
:
ü Buat bedengan
sementara (setengah jadi) dengan tinggi sekitar 10 cm.
ü Lakukan pemupukan awal dengan menggunakan pupuk kandang
dan ditaburkan secara merata diatas bedengan, lalu diratakan menggunakan
cangkul, sehingga tercampur sempurna denga tanah.
ü Pemupukan menggunakan pupuk kandang akan memperbaiki
unsurhara dala tanah.
ü Pupuk kandang yang diberikan bisa berupa kotoran ayam
dengan takaran dua karung tiap bedengan. Pupik kandang yang digunakan
disarankan pupik yang telah matang.
ü Setelah itu, bedengan disempurnakan dengan cara
menghaluskan dan meratakan bedengan.
ü Ketinggian bedengan hingga 20-30 cm (ketika musi
kemarau).
ü Padatkan tepi bedengan agar tidak mudah longsor.
4. Pemasangan Mulsa Plastik
Setelah bedengan selesai, tutup dengan mulsa. Mulsa
berguna untuk mencegah pencucian pupuk oleh air, menjaga kelembapan tanah,
menghindarkan tanaman dari percikan tanah, serta menekan pertumbuhsn gulma.
Saat ini, telah berkembang dan banyak digunakan mulsa
plastik hitam perak dengan lebar 100-125 cm. Pemasangan mulsa plastik yang
tepat dilakukan sebagai berikut :
Ø Mulsa dipasang ketika matahari sedang bersinar dengan
teriknya, sehingga mulsa mudah memuia dan menutup rapat bedengan
Ø Mulsa dipasang dengan bagian perak menghadap ke atas,
sehingga dapat memantulkan cahaya matahari yang berfungsi sebgai sumber cahaya bagi daun-daun tomat bagian bawah
untuk melakukan fotosintetis
Ø Pemasangan dilakukan sedikitnya dilakukan oleh empat
orang. Mula-mula, dipasang dengan cara dua orang memegang bagian ujung mulsa
pada ujung bedengan. Dua orang lainnya memegang mulsa pada sisi-sisi bedengan.
Tarik tepi mulsa hingga menutupi seluruh bagian bedengan, sehingga bedengan
tidak mudah terlepas. Pemasangan pasak dilakukan di sekeliling bedengan
dari ujung satu ke ujung yang lainnya.
Ø Setelah itu, mulsa terpasang didiamkan selama 2-3 minggu,
agar proses dekomposisi tanah bisa berjalan dengan lancar.
Ø Kemudian, mulsa di lubangi dengan menggunakan alat
pelubang mulsa berupa kaleng berdiameter 10 cm. Lubang di buat sesuai dengan
jarak tanam, yakni50-60 cm dalam barisan dan 70-80 cm antar barisan. Jarak
tanam berpengaruh terhadap tingkat kelembapan di sekitar tanaman; tingkat
perkembangan patogen, seperti hama, jamur, virus dan bakteri; tingkat
penggunaan unsur hara; dan intensitas penerimaan cahaya matahari. Jarak tanam
yang terlalu dekat menyebabkan peningkatan kelembapan tanah, sehingga bisa
memicu pertumbuhan patogen. Selain itu, pertumbuhan tanaman menjadi terhambat
karena proses fotosintetis tidak berjalan dengan sempurna.
Ø Setelah mulsa dilubangi, diamkan selama 3-4 hari atau
seminggu, sehingga gas didalam tanah hilang. Selanjunya, bibit siap ditanam ke
lubang yang telag di siapkan. Disarankan, tenggang waktu antara tanah ditutup
denngan mulsa dengan pemindahan bibit tidak telalu cepat.
D. Penanaman
Penanaman merupakan kegiatan pemindahan bibit hasil
persemaian ke lahan pertanaman. Proses penanaman dilakukan sebagai berikut.
1. Pemilihan bibit
Bibit yang siap dipindahkan ke lahan pertanaman telah
berumur 2-3 minggu dengan tinggi 12-15 cm, biasanya bibit telah memiliki 4-6
helai daun. Bibit harus sehat yang dicirikan dengan penampilan fisik yang
prima, seperti pertumbuhan normal, batang besar tidak cacat, tidak rusak, tidak
terserang hama dan penyakit, dan terlihat segar. Pemilihan bibit yang salah,
misalnya dipilih bibit yang kerdil, menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman selanjutnya terhambat.
Sebab, pertumbuhan bibit tidak akan sempurna dan gampang terserang penyakit.
2. Penanaman
Bibit yang telah dipilih siap ditanam ke lubang tanam
yang telah disiapkan. Penanaman bisa dilakukan dengan memperhatikan hal
berikut.
Ø Lakukan penanaman pada pagi atau sore hari. Hindarkan
penanaman pada siang hari, sebab bisa membuat bibit layu.
Ø Bibit yang berasal dari polibag di tanam dengan terlebih
dahulu membuka polibag. Usahakan tanahnya tidak rusak atau pecah, sehingga
perakaran tidak terganggu. Bibit ditanam sebatas leher tanaman, jangan sampai
mengikutkan batangnya, sehingga tanaman terhindar dari busuk.
Ø Usahakan bibit yang ditanam tidak menyentuh mulsa
plastik, sehingga bibit tidak terbakar mulsa plastik, hindari juga rongga di
sekita lubang tanam, sehingga bibit tidak mati karena akarnya kepanasan,
setelah penanaman, lakukan penyiraman.
Ø Disarankan, sebelum dan sesudah penanaman dilakukan
penyiraman dengan perendaman selama 2-3
jam dengan ketinggian air sebatas leher mulsa. Untuk mencegah berpindahnya hama
dan penyakit dari lahan pertanaman ke bibit.
E. Pemupukan dan Perawatan
Perawatan tanaman meliputu pemasangan ajir atau turus,
pemupukan, penyiraman dan pengairan, penyulaman, penggemburan tanah,
pemangkasan, dan pengendalian gulma.
1. Pemasangan Ajir (Turus)
Ajir atau turus dari batang bambu. Ajir berfungsi untuk
membantu tanaman tumbuh tegak; mengurangi kerusakan fisik tanaman akibat beban
buah dan tiupan angin; menoptimalkan sinar matahari kr tanaman; mengatur
pertumbuhan tunas dan ranting, mempermudah perawatan seperti penyiangan,
pengendalian hama dan penyakit, dan pemupukan;
serta memudahkan dalam pengendalian gulma.
Idealnya, ajir untuk budidaya tomat sistem mulsa plastik
dengan sistem tunggal. Sistem tunggal adalah hanya menggunakan satu ajir untuk satu tanaman, yang kemudian
ajir tersebut di lengkungkan ke bagian dalam, lalu di hubungkan ke bagian
dalam, lalau di hubungkan satu sama lain menggunakan bilah bambu dengan arah
melintang yang diikat dengan tali. Dengan sistem ini sinar matahari yang di terima
tanaman bisa lebih optimal, sehingga mampu mengurangi resiko menularnya hama
dan penyakit.
Biasanya, ajir dipasang ketika tanaman tomat masih kecil,
3-4 hari setelah ditanam. Hal ini dilakukan agar akar tanaman tidak terlanjur
banayak, sehingga bisa tertusuk ketika ajir di tancapkan. Akar yang luka bisa
menyebabkan serangan penyakit. Ajir dipasang dengan jarak 10-20 cm dari tanaman
tomat, dengan kedalaman minimum 20 cm. Setelah ditancapkan, ikat tanamaan ke
ajir dengan tali rafia. Pengikatan tidak perlu terlalu keras, sehingga tidak
melukai batang tanaman. Pengikatan ajir dilakukan kembali setiap ketinggian
tanaman bertambah sekitar 20 cm, sehingga tanaman tumbuh tegak.
2. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Sebab, unsur hara yang telah terdapat di dalam tanah tidak
bisa di andalkan untuk memacu pertumbuhan secara optimal, terutama budiday
intensif menggunakan sistem mulsa
plastik. Pemupukan memiliki manfaat sebagai berikut.
·
Meningkatakan daya ikat tanah, sehingga tanah
menjadi subur, lebih kompak, dan bisa mengurangi terjadinya erosi.
·
Memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis
tanah, sehingga dapat membantu proses pengurain bahan organik menjadi bahan
yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
·
Meningkatkan daya ikat air.
·
Mempertaahankan keseimbangan zat-zat hara
dalam tanah, sehingga tanah tetap subur dan zat-zat hara yang diperlukan
tanaman tetap tercukupi.
Aplikasi pemupukan pada tanman tomat menggunakan pupuk
organik. Karena unsur hara yaang ada didalam pupuk organik tersebut dapat
memenuhi kebutuhan tanaman terhadap unsur makro dan unsur mikro.
Pupuk organik bisa berasal dari pupuk kandang atau pupuk
kompos. Pupuk kandang adalah pupuk yang diperoleh dari hasil penguraian atau
pelapukan kotoran hewan bersama dengan sisa-sisa tanaman. Bahan baku pupuk
kandang adalah kotoran sapi, kotoran kambing, dan kotoran ayam. Setiap jenis
kotoran tersebut memiliki kandungan unsur hara yang berbeda-beda.
Sementara itu, kompos adalah pupuk yang bersal dari hasil
pembusukan sisa tanaman yang telah mati, seperti daun-daunan, limbah pasar,
danjerami padi. Pupuk kompos di bedakan menjadi pupuk daun dan pupuk hijau.
Khusus untuk pupuk hijau bersal dari tanaman leguminosa bisa mengikat unsur
nitrogen dari udara denga baik.
Selai boros karena harganya yang mahal, penggunaan
an-organik yang berlebihan bisa menimulkan efek negatif terhadap tanah dan
lingkungan. Adapun dampak negatif yang di timbulkan terhadap pemakaian pupuk
an-organik adalah sebagai berikut.
·
Tanah menjadi keras pada musi kemarau dan
licin pada musim hujan. Akibatnya, pengolahan tanah menjadi sulit dilakukan dan
menganaggu akar tanaman.
·
Aktivitas mikroorganisme dalam tanah
terganggu akibat menurunnya peredran udara dan kadar oksigen dalam tanah.
Sebab, banyak sisa pupuk anorganik menumpuk dan tidak terserap tanaman,
sehingga akhirnya bisa mengganggu proses penguraian bahan-bahan organik dan
tingkat kesuburan tanah menurun.
·
Sisa-sisa pupuk kimia yang tidak terserap
tanaman akan terakumulasi, sehingga menjadi racun bagi tanah,air, dan tanaman
yang dibudidayakan.
3. Penyiraman/pengairan
Pengairan termasuk faktor penting dalam pertumbuhan
tanaman tomat. Pemberian air yang cukup selama masa pertumbuhan tanaman akan
mempengaruhi kualitas atau sifat fisik buah tomat yang di hasilkan. Sifat fisik
buah tomat merupakan aspek mutu yang penting karena bisa mempengaruhi besarnya
harga jual buah. Tingkat kecukupan air pad tanaman juga merupakan faktor
penting untuk bisa menmperoleh ukuran, bobot, tekstur, kulit, dan perbandingan
zat padat dengan volume air pada buah yang baik.
Salah satu tujuan pengairan adalah mengganti air yang
hilang akibat diserap tanaman atau penguapan. Selain itu, pengairan juga
berguna dalam proses pembentukan bunga dan buah. Pengairan juga berfungsi untuk
melarutkan zat-zat hara dalam tanah
sehingga dapat diserap dan diangkut ke bagian-bagian tanaman yang memerlukan.
Pengairan tanaman tomat dilakukan awal penanaman hingga
panen. Namun demikian, pengairan harus memperhatikan faktor musim. Ketika musim
kemarau, ketersediaan air cepat berkurang karena tingkat penguapan tinggi,
sehingga jumlah pasokan air harus ditingkatkan. Sebaliknya, ketika musim hujan,
air gampang menggenang di sekitar bedengan, karena itu pasokan air harus
dikurangi dengan membuat draenasi yang baik.
4. Penyulaman
Bibit yang telah ditanamtidak semuanya bisa hidup
sempurna, beberapa diantaranya bisa mati. Penyebab beragam, seperti cara
penanaman yang kurang sempurna sinar matahari yang terlalu panas, hujan yang
terlampau besar, atau serangan hama dan penyakit. Salah satu cara mengatasinya
adalah melakukan penyulaman,
Agar pertumbuhan dan ukuran tanaman selanjutnya tetap
seragam, penyulaman harus dilakukan sesegera mungkin sebelum usia tanaman
menginjak tiga mingggu. Idealnya, penyulaman dilakukan pada saat tanaman tomat
berumur 7-14 hst. Bibit yang digunakan bisa diambil dari bibit terdahulu atau
bibit yang ditanam denga selang waktu 7-14 hari dari awal penyemaian.
Hindari penyulaman pada tanaman yang mati karena
terserang penyakit busuk pangkal atau busuk akar. Kecuali dilakukan pencegahan
penyakit.
5. Penggemburan tanah
Penggemburan tanah berguna untuk memperbaiki peredaran
udara dan menghilangkan gas atau senyawa beracun di dalam tanah. Kegiatan ini
akan membuat akar tanaman menjadi sehat dan pertumbuhan tanaman menjadi lebih
baik. Namun demikian, penggemburan tanah tidak boleh dilakukan serampang,
sehingga melukai akar tanaman.luka pada akar bisa menyebakan masuknya bibit
penyakit, terutama layu akar atau layu fisarium. Penggemburan dilakukan satu
bulan sejak bibit ditanam dilahan dengan menggunakan cangkul kecil.
6. Pemangkasan
Pemangkasan tanaman tomat dilakukan terhadap tunas air
dan cabang yang tidak prokduktif. Selain itu, pemangkasan juga dilakukan
terhadap daun tua maupun terserang penyakit, juga buah cacat, rusak, ataupun
terserang penyakit. Selain bertujuan membuang tunas, pemangkasan tunas air juga
bermanfaat untuk membentuk pembentukan tanaman tomat.
Pembentukan tomat dibedakan menjadi dua, yakni sistem
pemeliharaan satu cabang dan sistem pemeliharaan dua cabang. Sistem
pemeliharaan satu cabang dilakukan dengan memangkas semua tunas air dan hanya
menyisakan satu cabang utama. Sementara itu, pada sistem pemeliharaan dua
cabang, semua tunas air dipangkas kecuali tunas yang tumbuh dibawah tandan
bunga pertama. Tunas air yang disisakan akan membentuk cabang sebagai batang
kedua yang akan menghasilkan buah. Dari dua sistem pemangkasan tersebut,
pemangkasan dengan meninggalkan dua cabang utama dan lima tandan buah
memberikan bobot buah tomat tertinggi.
Sementara itu, agar pemangkasan berhasil dengan sempurna,
beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut.
·
Umumnya, bagian tunas yang dipangkas berada
dibagian pucuk dan ketiak daun. Pemangkasan tunas dibagia pucuk dilakukan saat
ketinggian tanaman serta jumlah tandan buah yang di inginkan telah tercapai.
Pemangkasan tunas di bagian ketiak daun berguna agar tunas tidak berubah
menjadi baru
·
Pemangkasan tunas dibagian ketiak daun harus
dilakukan sesegara mungkin saat tunas mulai tumbuh. Jika tunas terlancur
tumbuh, pemangkasan tidak cukup menggunakan tangan, melainkan harus menggunaka
pisau atau gunting tajam yang bersih.
·
Waktu pemangkasan, baikyang dibagian pucuk
maupun ketiak tanaman, sebaiknya pada pagi hari karena tunas atau daun masih
banyak mengandung air, sehingga mudah dipatahkan dan luka bekas pemangkasan
lebih cepat kering. Pemangkasan dilakukan setiap satu minggu sekali. Waktu yang
ideal bagi pemangkasan ini adalah satu minggu sekali.
·
Pemangkasan tanaman tomat tergantung pada
tandan dan cabang yang ingin di pelihara. Tidak ada patokan berapa tandan untuk
varietas tertentu, tapi biasanya setiap tanaman memiliki 5-9 tandan. Berbeda
dengan cabang, jumlah yang harus dipertahankan tergantung pada kultivar yang
ditanam.
·
Agar terhindar dari resiko menularnya hama
dan penyakit, setelah pemangkasan selesai, semua daun dan buah yang terkumpul
ditempatkan kedalam wadah khusus lalu di musnakan dengan cara ditimbun ke dalam
lubang atau di bakar.
7. Pengendalian gulma
Kehadiran gulma di areal penanaman pokok dapat
menimbulkan kompetisi dalam mendapatkan ruang, unsur hara, cahaya matahari, dan
air. Sebab, gulma dan tanaman memiliki kepentingan yang sama bagi pertumbuhan
dan perkembangannya. Gulma juga bisa menjadi inang bagi hama dan pentakit.
Umumnya, tanaman tomat menjadi sangat rentan dengan
kehadiran gulma ketika memasuki sepertiga periode umur tanaman. Pada saat itu,
tanaman sedang membutuhkan unsur hara daan sinar matahari dalam jumlah tinggi.
Jika gulma tidak segera dihilangkan, tanaman bisa kekurangan unsur hara dan
sinar matahari, sebab gulma juga turut untuk memanfaatkan kedua hal itu,
kompetisi yang terus berlanjut akan menekan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tomat.
Jenis gulma yang sering tumbuh di lahan penanaman tomat
sebagai berikut.
1. Rumput pahit (paspalum
conjugatum, paspalum distichum).
2. Rumput belulang (Eleusina
indica).
3. Rumput grintingan (Brochania
miliformis, cynodon dactylon).
4. Rumput teki (cypenis
sp.)
5. Rumput sendok gangsir (Digitaria ciliaris).
6. Babadotan (cyperus
rotundus, cyperus compressus).
Sebenarnya, dengan penggunaan mulsa plastik sudah bisa
menekan pertumbuhan gulma di lahan penanaman tomaat. Hanya rumput teki saja
yang masih bisa menenbus mulsa plastik. Meski demikian, jenis-jenis gulma
tersebut masih berpeluang tumbuh di lubang tanam sekitarnya.
Karena itu, untuk meminimalkan pertumbuhan gulma tersebut
yakni dilakukan dengan cara penyiangan.
IV. PENGENDALIA HAMA DAN PENYAKIT
Seperti hama pada tanaman-tanaman semusim lainya,
keberadaa hama dan penyakit pada tomat juga bisa mendatangkan kerugian pada
petaninya. Maslah tersebut sebenarnya bisa di cegah dengan mengetahui
jenis-jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman tomat. Selain itu,
cara mengatasinya juga perlu diketahui.
A. Hama
Hama adalah semua jenis hewan yang mengganggu budidaya
tanaman tomat, sekaligus bisa menyebabkan kerusakan. Jenis hama yang menyerang
tanaman tomat cukup banyak. Karena itu, perlu penanganan yang tepat untuk bisa
mengatasi hama-hama tersebut. Cara penanganan yang kurang tepat bisa
menyebabkan produksi buah tomat bisa menurun.
1. Jenis-jenis hama tanaman tomat dan pengendaliannya
Adapun
jenis-jenis hama yang sering menyerang tanaman tomat ialah sebagai berikut.
a. Ulat tanah
Ulat tanah atau Agrotis
ipsilon Hufn. Merupakan hama yang senang menyerang muda, termasuk tomat.
Inang utama ulat tanah adalah kubis, tomat, kentang, jagung, tembakau, dan
kacang-kacangan. Ulat ini menyerang ketika berbentuk ngengat. Ngengat ulat
tanah berwarna coklta tua dengan beberapa titik putih bergaris dan di bagian
depannya berwarna abu-abu atau pucat. Panjang tubuh 2,2 cm dan panjang sayap
40-50 mm. Lama hidup 7-14 hari. Ngengat muda mampu menghasilakan 500-2.500
butir telur.
Ulat tanah yang
menyerang tanaman tomat yang berumur 2-5 minggu setelah tanam. Seranganya
ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang dan munculnya lubang
yang tidak beraturan pada daun muda, sehingga tanaman bisa mati muda. Ulat
tanah aktif pada malam hari, sementara pada siang hari
bersembunyi didalam tanah di sekitar tanaman muda dan
dalam bongkahan-bongkahan tanah kering. Karena itu, ulat tanah biasanya
menyerang tanaman tomat pada pukul 17.00 dan serangan puncaknya terjadi pada
musi kemarau
Ulat tanah bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.
1. Cara mekanis, yakni dengan mengumpulka dan memusnakan
ulat yang ada pada malam hari ketika ulat tanah mulai aktif. Selain itu,
memelihara kebersihan areal budidaya
dari sisa-sisa tanaman, seperti kacang-kacangan, pisang, cabai, kentang,
labu-labuan, dan tebu.
2. Cara hayati, yakni dengan cara memanfaatkan musu alami
ulat tanah, baik jenis parasitiod, patogen, maupun predator.
b. Ulat buah
Ulat buah (Helicoverpa
armigera Hubn.) memiliki daur hidup mirip dengan ulat tanah, yakni
telur-ulat-pupa-ngengat. Daur hidup ulat ini berkisar 52-58 hari. Ngengat dapat
bertelur hingga 1000 butir. Warna ulat bervariasi mulai dari hijau, hijau
kekuningan, hijau kecoklatan, dan coklat kehitaman. Tampilan ulat bagian
samping memiliki garis gelombang yang memanjang dan berwarna lebih muda. Pada
tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Panjang badan 1,5-2 cm.
Ulat buah menyerang daun, bunga, dan buah tomat. Serangan
pada buah dilakukan dengan membuat lubang pada buah dan masuk kedalamnya. Ulat
ini sering membuat lubang secara berpindah-pindah dan buah yang sudah di
lubangi menjadi cacat dan berwarna coklat. Buah yang di lubangi juga bisa
terkena infeksi, sehingga buah menjadi busuk lunak dan jatuh ke tanah. Jika
buah tomat yang terserang dibuka terkadang ulat masih berada di dalamnya.
Ulat buah bisa diatasi dengam cara sebaagai berikut.
1. Cara hayati, dengan memanfaatkan mesuh alami ulat buah.
Musuh alami bisa berupa parasit, bisa juga dari predator, dan selain itu bisa
juga dari jamur.
2. Cara mekanis, yakni dengan cara mengumpulkan telur dan
ulat untuk kemudian dimusnakan dengan cara dimatikan atau dibakar. Dengan cara
lain adalah memetik buah yang telah terinfeksi dan menghancurkannya,
ketertarikan ngengat pada cahay ultraviolet, serta senantiasa menjaga
kebersihan dari sisa-sisa tanaman dan rerumputan yang bisa menjadi tempat
persembinyian ulat buah.
3. Kultur teknis, yakni dengan melakukan sistem penanaman
tumpang sari, menggunakan varietas toleran, dan menanam tanaman perangkap,
seperti Tageter ercota disekeliling
tanaman tomat.
c. Ulat Grayak
Ulat grayak (spodoptera
litura F.) memiliki daur hidup dari telur hingga dewasa selama 30-61 hari.
Telur memili warna putih mutiara dengan
bentuk bulat dan berdiameter sekitar 0,5 mm. Jumlah telur yang mampu dihasilkan
grayak betina 2000-3000 butir telur. Ulat dewas memiliki warna sedikit gelap
dengan garis agak putih pada sayap depannya.
Gejala serangan ulat grayak tergantung tahap
perkembanngan tubuh ulat. Seranaag pada daun dilakukan ketika garayak memasuki
fase larva instar satu dan dua yang ditandai dengan bercak-bercak putih
menerawang. Gejala seranagn larva
dewasa ditandai dengan daun yang berlubang. Rusaknya dau
dapat menyebabkan proses fotosintetis tanaman tomat terganggu. Gejala serangan
pada buah di tandai menculnya lubang pada buah tomat.
Ulat grayak bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.
1. Cara hayati, yakni dengan menyebarkan musuh alami ulat
garyak, baik dari jenis parasit, predator, maupun patogen. Jenis parasit yang
bisa digunakan adalah Telenomus
spodopterae Dodd (Sceliomidae), Mcroplitis
similis (Eulipidae), serta Peribae sp.
(Tachinidae).
2. Cara mekanis, yakni denga menjaga sanitasi atau
kebersihan lahan, memusnakan larav atau pupa ulat grayak yang muncul pada
tanaman yang terserang, dan melakukan pengolahan tanah denga baik.
d. Lalat penggerek
daun
Selain tomat, lalat penggerek daun atau Liriomyza sp. memiliki inang tanaman
kentang, seledri, wortel, terung, mentimun, cabai, semangka, dan
kacang-kacangan.sesuai tahap perkembangan tubuhnya, teler lalat penggerek daun
bebentuk oval denga ukuran 0,1-0,2 mm. Telur yang mampu di hasilkan seekor
lalat betina dewasa mencapai 600 butir. Sementara itu, lalat buah dewasa
memiliki panjang 2mm dan mampu hidup selama 2-3 hari. Biasanya, lalat betina
memiliki umur lebih lama ketimbang jantan.
Larva penggerek dau menyerang tanaman muda yang di tandai
dengan gugurnya dau secara tiba-tiba. Di daerah tropis, seranagan lalat dewasa menyebabkan tanamantomat tampak
sperti terbakar. Sementara itu, bekas gigitan lalat deawasa bisa menimbulkan
infeksi yang kemudian memicu tumbuhnya jamur dan akhirnya menjadi penyakit.
Serangan penggerek dau bisaa diatasi dengan cara sebagai
berikut.
1. Cara hayati, yakni memanfaatkan musuh alami lalat
penggerek daun, terutama dari jenis parsit.
2. Cara mekanis, yakni dengan memusnakan tanaman tomat yang
terserang, memasang perangkap, dan melakukan pecegahan dengan menggunakan mulsa
plastik hitam perak.
B.
Penyakit
Penyakit pada tanaman tomat bisa disebkan oleh jamur
bakteri, virus dan terjadinya kekurangan atau kelebihan unsur hara. Penyakit
tidak hanya menyerang tanaman tomat yang masih di persemaian, tetapi juga
tanaman tomat dewasa.
1.
Jenis-jenis penyakit dan cara pengendaliannya
a. Layu Fusarium
Penyakit layu fusariu disesbkan jamur Fusarium oxysporum (Schlecht.) dan F. Lycopersici (Sacc.) Snyder &
Hansen. Jamur ini bisa hidup lama dalam taanah, bekas akar, tanaman yang telah
membusuk, dan biji tomat. Penyebaran sporanya bisa melalui percikan air hujan,
alat budidaya, binatang tertama serangga, dan kontak antara akar tanaman yang
sakit dan sehat. Kelembapan yang tinggi dan suhu 21-33oC sanngat
mendukung pertumbuhan jaur tersebut, dengan suhu optimum 28oC.
Infeksi jamur ini dipicu oleh serangan hama dari jenis nematoda.
Gejala awal yang ditimbulkan dari adanya penyakit ini
adalah menguningnya daun, baik dau tua maupun daun yang masih muda, mencuatnya
tulang-tulang daun bagian atas, dan tangkai daun yangterkulai layu. Selain itu,
tanaman yang terserang pada malam hari hingga pagi masih terlihat segar. Namun,
setelah ada sinar matahari dan terjadi penguapan, tanaman langsung layu.
Demikian seterusnya hingga akhirnya tanaman mati.
Penyakit ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.
· Melekukan rotasi
tanaman. Lahan bekas tanaman tomat bisa ditanami jenis tanaman yang lain yang
berbeda faimili, sperti jagung.
· Mengunakan alat budiday yang bersih
· Memperbaiki sisten draenasi lahan menggunakan mulsa
plastik trasnparan disekitar penanaman untuk menaikkan suhu tanah
· Mencabut dan memusnakan tanaman yang sakit dengan cara
membakarnya
· Menyambung bagian
bawah tanaman tomat dengan cepokan (Solarium
torvum) atau terunf engkol (Solarium
macrocarpon). Kedua jenis tanaman tersebut tahan terhadap serangan layu Fusarium.
b. Layu Bakteri
Penyakit ini disebakan bakteri Pseudomonas solanacearum E.F.Smith. Biasanya, bakteri ini menyerang
tanaman dari famili solanaceae, seperti tomat, terung, kentang, tembakau, dan
kacang tanah. Suhu yang cocok bagi perkembangan bakteri ini 24-27oC
dengan kelembapan udara yang tinggi di musi hujan. Bakteri ini juga sangat suka
dengan kondisi air tergenang. Bakteri ini termasuk mikroorganisme patogen tular
tanah yang bisa hidup dalam tanah selama 3-5 tahun. Penyebarannya melalui
aliran irigasi, percikan air hujan, pemindahan tanaman yang sakit, serangga,
angin, alat budidaya, dan biji yang telaah terinfeksi.
Bakteri ini menginfeksi tanaman melalui akar, batang yang
luka, atau lewat stomata. Gejala serangan yang tamapak adalah daun menjadi layu
yang mulai dari pucuk daun dan daun bagian bawah tanah. Tanaman tamapak seperti
kekurangan air. Gejala lain adalah tanaman menjadi kerdil dan menggulung bawah,
dan kadang-kadang membentuk akar adventif sepanjang batang tomat. Tanaman yang
terserang biasanya akan roboh dan mati. Jika pangkal batang dipotong melintang
membujur kelihatan berkas pembuluh berwrna cokelat muda atau tua.
Untuk mengatasi penyakit tersebut bisa dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
·
Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang
berbeda famili dan tidak menanam tanaman yang termasuk solanaceae di lahan yang
pernah terserang penyakit tersebut minimal 2 tahun.
·
Membersihkan lahan dari gulma
·
Mencabut dan membakar tanaman yang terserang
penyakit.
·
Untuk mengurangin nematoda yang bisa menjadu
penyebaran bakteri, disrankan untuk menanam Tagetes
patula
c. Mosaik tomat
Penyebab penyakit ini adalah viru mosaik tomat atau ToMV
yang bebentuk sperti batang kecil dengan lebar 18 nm dan panjang 300 nm.
Serangan penyakit ini dapat mengurangi produksi tomat hingga diatas 50%.
Penularan penyakit ini melalui perantaraan kutu daun atau serangga lain, manusia,
tanah, biji tomat yang telah terkontaminasi virus, dan rokok yang masih
mengandung tembakau.
Virus yang menyerang tanaman tomat menyebabkan daun
menjadi mosaik dengan warna belang-belang tua dan hijau muda (kuning kusam).
Selain itu, tulang daun dan sekitarnya berwarna hijau. Daun muda kadang-kadang
juga akan keriting serta berpilin (mengeliat), seperti daun paku-pakuan muda
atau sulur. Suhu yang tinggi mendukung perkembangan serangan.
Cara mengatasi penyakit mosaik ini adalah sebagai
berikut.
·
Menanam biji tomat yang sehat dan bebas dari
virus.
·
Mencabut dan membakar tanaman yang sakit
serta senantiasa membersihkan gulma dari lahan penanaman.
·
Pada
saat menanam dan melakukan perawatan tanaman, disarankan untuk tidak
merokok, sekaligus menjaga tangan dan alat yang digunakan dalam keadan bersih
dan bebas dari virus.
·
Seantiasa menghindari luka pada tanaman tomat
dan melakukan pemangksan pada siang hari, sehingga luka pemangkasan sembuh
(kering).
·
Menanam tanaman tomat yang resisten.
·
Mentup tanaman ysng masih kecil dengan
kantong plastik supaya tidak didatangi serangga penular virus. Tanaman tomat
yang sudah besar dapt di tuttup denag kantong yang lebih besar atau di beri
sungkup yang besar.
·
Menutup bedengan mulsa plastik hitam perak
sebelum bibit tanaman.
d. Busuk Ujung Buah
Busuk ujung buah (blossom
end root) disebabkan kekeringan secara tiba-tiba pada tanaman yang tumbuh
subur dan mulai berbuah, sehingga sel-sel pada ujung buah juga disebabkan oleh
banyaknya bulu-bulu akar yang mati karena serangan jamur, sehingga penyerapan
air ke ujung buah menjadi berkurang dan jaringan ujung buah menjadi rusak.
Gejala awal muncul pada ujung buah tomat yang masih
muda. Mula-mula buah tomat tampak adanya
bercak berair dengan warna hijau gelap, tetapi kemudian berubah menjadi
kecoklatan. Semaki lama bercak tersebut makin meluas dan warnanya menjadi
hitam, kadang-kadang hingga sepertiga atau separuh buah. Daging dalam setiap
ruangan buah menjadi busuk atau basah atau busuk kering,
permukaan buah mengerut dan mendatar. Sementara itu,
kulit menjadi hitam, berbulu, dan keras. Tingkat kekerasan pada ujung buah akan
terus menuru dan akhirnya melunak.
Untuk mengatasi penyakit ini bisa dilakukan denag cara
sebagai berikut.
·
Melakukan penyiraman tanaman dengan bersih
dan bebas penyakit. Selain itu, membuat sistem draenasi yang dan bedengan yang
tinggi, sehingga tanaman tidak tergenang air.
·
Menanam bibit tomat yang resisten.
V. PANEN DAN PASCA PANEN
A. Panen
Waktu panen tanaman romat tergantung dari jenis tanaman
yang ditanam dan beberapa faktor pendukung pertumbuhan tanaman, seperti
kesuburan tanah, iklim, dan perawatan tanaman. Selain itu, cepat lambatnya
waktu panen tanaman tomat. Namun demikian, secara umu tanaman tomat mulai
berbunga pada umur 3 minggu setelah ditanam di lahan penanaman. Satu minggu
kemudian, bunga mekar dan kemudian berbuah. Selanjutnya, buah bisa dipanen
sekitar 2,5 bulan kemudian.
Perubahan-perunahan yang terjadi selama proses pematangan
buah meliputi perubahan warna buah dari hijau menjadi merah, perubahan
karbohidrat dari pati menjadi gula, jumlah asam organik semakin berkurang, dan
terjadi perubahan aroma.
1. Waktu Panen
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari,
ketika hari sedang cerah (tidak hujan).pemanenan buah harus dilakukan pada saat
yang tepat. Buah yang terlalu muda rasanya tidak enak, sehingga tidak di sukai
konsumen. Buah tomat yang dipanen terlalu masak, dagingnya terlalu lunak,
sehingga akan lebih cepat busuk. Buah dengan tingkat kematanangan 50%, memiliki
bobot lebih ringan karena kadar air dlam buah belum maksimal. Saat pemetikan,
buah yang memilki tingkat kematangan 75% atau lebih disrankan tidak tertinggal.
Sebab, buah dengan tingkat kematangan tersebut pada panen selanjuntya pasti
rusak (busuk).
2. Tata Cara Panen
Pemetikan buah harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga
tidak menimbulkan kerusakan atau luka pada buah yang bisa menurunkan kualitas.
Dalam memetik buah, tangkai dan kelopak bunga disarankan untuk tetap melekat
pada pangkal buah, sehingga buah tidak mudah busuk. Karena itu, pemetikan
sebaiknya menggunakan tangan, pisau, ataupun gunting. Jika buah sudah masak
benar pemetikan dapat dilakukan cukup dengan tangan.
B. Pasca Panen
Setelah panen lakukan sortasi. Sortasi dilakukan untuk
memisahkan tomat yang bisa di serap pasar atau tidak. Biasanya, sortasi
dilakukan untuk memilih buah yang memenuhi satandar pasar swalayan atau
supermarket. Sementara itu grading
dilakukan untuk memisahkan tomat hasil sortasi berdasrakan permintaan atau
pemesanan, sperti ukuran, tingkat kemulusan, ataupun warnanya.
1. Penyimpanan Buah Tomat
Tingkat ketahanan buah tomat setelah di panen tergantung
dengan jenis dan kualitas perawatan buah. Jika pemupukan kurang, kualitas buah
akan menurun yang di tandai dengan gampang rusaknya buah karena kulit dan
daging buah menjadi tipis. Umumnya, buah yang masih hijau tahan selam 1 bulan
dalam pendinginan yang bersuhu 0-5o C, sedangkan buah yang telah
masak tahan selama 1-2 minggu dalam pendinginan yang bersuhu sama.
2. Tujuan Pemasaran
Umumnya, pasar tradisional atau pasar induk menjadi
tujuan utama pemasaran buah tomat. Selain itu, tujuan pemasaran lain adalah
pasar khusus, seperti supermarket/swalayan dan pasar ekspor.
Agar kualiata buah tetap terjaga hingga tujuan pemasaran
yang dikehendaki, tingkat kematangan buah harus diperhatikan. Jika buah tomat
ditujukan untuk pasar ekspor ataupun anatar pulau yang memerlukan transportasi
2-3 hari, tingkat kematngan buah disarankan 50%. Dengan demikian, ketika sampai
ke tujuan, buah dalam keada matang optimal. Selain itu, berkurangnya bobot buah
ketika transaksi berlangsung tetap bisa di konversi denga harga jual. Sedangkan
untuk pasar supermarket, tinkat kematangan buah sebaiknya 75%.
C. Pemanfaatan Tomat
Tomat merupakan salah satu bahan makanan yang harus
tercukupi kebutuhannya di dalam tubuh. Sebab, tomat mengandung sejumlah vitamin
dan mineral yang dapat menjaga kesehatan manusia, meningkatkan daya tahan tubuh
manusia, serta berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuuh manusia.
Vitamin yang terkandung dalam buah tomat diantaranya vitamin A,B,C,D,E, dan K.
Sementara itu, mineral yang terkandung didalamnya adalah kalsium, magnesium,
mangan, fosfor, besi dan seng.
1. Aneka Olahan Tomat Untuk Kesehatan
Tomat bisa di olah menjadi makanan yang bermanfaat untuk
kesehatan. Berdasarkan tujuannya, pengolahan tomat bisa dilakukan sebagai
berikut
a. Pemenuhan vitamin tubuh
Sebanyak 50-100 gram tomat segar yang telah matang di
cuci bersih dan di potong kecil-kecil, lalu di jus minum satu gelas setiap
harinya, 2-3 jam setelah makan.
b. Pengobatan influenza
Sebanyak satu buah tomat berukuran, 10 gram jahe, 250
gram semangka di cuci bersih dan dipotong kecil-kecil, lalu di buat jus.
Tambahkan air secukupnya dan diminu sekaligus, lakukan setiap hari.
c. Pengobatan gusi berdarah (Gingvitis)
Untuk mengatsi guso berdarah, konsumsilah satu buah tomat
segar yang telah di cuci bersih selam satu bulan.
d. Pengobatan Diabetes
Untuk mengatasin diabetes, konsumsilah jus buah tomat
yang telah di campur dengan semangka secukupnya. Konsumsi jus tersebut beberapa
kali sehari, sesuai selera.
e. Pengobatan Kulit Bengkak Akibat Keracunan
Untuk mengatasi kulit bengkak akibat keracunan, rebuslah
hingga mendidih batang dan daun tomat dengan air secukupnya. Gunakan air rebusa
tersebut untuk mencuci kaki yang sakit.
f. Obat Jerawat dan Komedo
Jerawat dan komedo bisa diatasi dengan membalurkan tomat
yang sudah masak dan di iris kecil-kecil di bagian muka yang jerwatan sebelum
tidur malam. Penggunaan masker tomat secara berkala juga dapat mengatasi
kondisi kulit berminyak dan membuka penyumbatan pori-pori.
g. Pengobatan bisul
Bisul pun dapat diatasi dengan tomat. Caranya, panaskan
seluruh daging dan biji tomat. Kemudian taruh di atas bisul tak lama kemudian
bisul akan pecah dan sembuh.
h. Pembersihan Hati dan Pencegahan Usus buntu
Untuk membersihkan hati dan mencegah usus buntu di buat
sari minuman (jus) kemudian diminum seminggu dua kali sebanyaj saru gelas.
i.
Mengatasi Keseleo
Caranya, tomat diblender, lalu sarinya dicampur minyak
wijen dengan perbandingan 1:1 panaskan hingga tinggal minyaknya saja. Lalu,
gunakan minyaknya untuk memijat sendi-sendi yang keseleo.
2. Aneka Olahan Tomat Untuk Masakan
a. Sebagai Penambah Cita Rasa
Penggunaan tomat didalam suatu masakan lebih banyak
dimanfaatkan untuk menambah kenikmatan suatu masakan. Contohnya, penggunaan
potongan tomat yang dicampurkan di dalam kuah sop atau soto.
b. Sebagai Penghias atau Pelengkapan Penyajian
Tomat dapat dibentuk atau disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjadi
penghias dan pelengkap dekorasi suatu makanan.
Kesimpulannya mana kak
BalasHapus